Orang Batak nir bisa dilepaskan menurut kultur & budaya warisan leluhur. Selain bahasa, sandang & tempat tinggal adat, terdapat beberapa program istinorma krusial yg nir mampu dipisahkan pada kehidupan tiap individu Batak, baik yg terdapat pada kampung juga yg merantau pada kota atau bahkan luar negeri. Berikut Tagar rangkumkan lima program adat paling krusial pada kehidupan orang Batak.

1. Mangalehon Ulos Tondi

Adat istiadat pada kehidupan suku Batak nir dimulai semenjak usia dewasa. Namun, sejak bayi. Setiap orang bersuku Batak yg masih mempertahankan istinorma istiadatnya diharuskan buat melakukan serangkaian program tata cara Mangalehon ulos tondi.

Mangalehon ulos tondi merupakan prosesi hadiah kain ulos bermotif eksklusif pada orang tua yg baru mempunyai butir hati. Tujuannya supaya bayi menurut orang tua tadi mempunyai jiwa yg tegar & kuat.

Ulos Tondi diberikan oleh famili menurut pihak perempuan. Acara Mangalehon Ulos Tondi umumnya dilakukan selesainya makan beserta ala kadarnya, yg dipersiapkan famili yg baru mempunyai anak.

2. Mangupa-upa Na Malua

Mangupa-upa Na Malua mempunyai arti memberi petuah . Dihelat orang tua, selesainya anaknya melakukan “marguru”, atau melakukan pendalaman ilmu kepercayaan sinkron yg dianutnya. Maksud menurut program ini, supaya selesainya memperdalam ilmu kepercayaan , orang Batak bisa bersifat arif & nir melakukan kejahatan.

Acara ini umumnya dihadiri famili pihak ayah & mak , khususnya “tulang” atau paman menurut pihak mak . Sebelum memberi petuah , famili melakukan makan beserta. Tidak ketinggalan hidangan primer misalnya ikan mas arsik dipersiapkan buat disantap beserta.

Rata-rata program adat ini dilakukan rakyat Batak beragama Kristen. Sejak Kristen sebagai kepercayaan yg dianut kebanyakan orang Batak, terjadi akulturasi budaya yang mengikuti nilai-nilai kepercayaan yg dianut. Akulturasi ini pula berlaku bagi orang-orang Batak yang menganut kepercayaan lain.

tiga. Mangoli atau Muli

Mangoli (menikah bagi pria ) atau Muli (menikah bagi perempuan) adalah rangkaian program pestabatak.com adat yg sangat panjang & kompleks bagi orang Batak. Pasalnya program ini nir hanya melibatkan orang tua pihak pria atau perempuan, namun mengikutsertakan famili akbar , bahkan marga-marga 2 generasi pada atas generasi orang tua mempelai.

Proses menikah diawali Marhusip. Prosesi ini dilakukan orang tua masing-masing tanpa sepengetahuan calon mempelai. Marhusip menyampaikan niatan masing-masing pihak buat menikahkan anak mereka. Proses Marhusip adalah termin awal pihak yg berbesan buat saling mengenal & menilai. Ketika dipercaya sepaham ke 2 pihak lalu menyepakati lepas yg baik buat prosesi Martumpol & Marhata Sinamot.

Martumpol & Marhata Sinamot merupakan prosesi pertunangan ke 2 mempelai. Acara umumnya dimulai menggunakan program pertunangan pada gereja atau sinkron keyakinan yg dianut. Usai upacara kepercayaan , lalu ke 2 pihak menurut orang tua mempelai mulai membahas mahar & mas kawin yg akan dibawa pada pesta pernikahan.

Setiap pihak diwakilkan “parhata” atau juru bicara pada membicarakan maksud. Tidak jarang terjadi “tawar-menawar” sengit antara 2 belah pihak, khususnya pada memilih besaran mahar. Pasalnya mahar yg diberikan pria pada suku Batak sangat memilih pernikahan. Setelah sepakat, masing-masing pihak lalu memilih lepas pernikahan.

Prosesi pernikahan disandarkan pada filosofi Dalihan Na Tolu atau tiga Prinsip Utama, yaitu Somba Marhula-hula atau menghormati orang tua pihak perempuan (mertua), Elek Marboru atau saling mencintai antar famili tanpa pamrih & Manat Mardongan Tubu atau saling menghormati & menghargai marga-marga yg tergabung pada klan akbar atau Pomparan.

Dalam pernikahan, dilakukan proses Mangadati. Prosesi Mangadati ini dilakukan menggunakan melibatkan famili akbar ke 2 pihak. Prosesi ini ditandai memberi istilah-istilah petuah & memberi ulos. Hal ini dilakukan supaya pernikahan orang Batak tadi dipercaya absah secara adat istiadat. Sebelum prosesi istinorma umumnya dilakukan prosesi pernikahan sinkron kepercayaan .

4. Upa-upa Maranak Marboru

Upa-upa Maranak Marboru adalah program istinorma buat mendoakan famili yg baru menikah supaya segera mempunyai momongan. Tidak hanya sekedar mengundang famili akbar buat makan beserta & berdoa. Doa pada famili supaya segera mempunyai anak bahkan dibawa pada panggilan sehari-hari. Si ayah akan dipanggil Ama Ni Harapan (ayah yg berharap) & Omak Ni Harapan (mak yg berharap).

lima. Monding

Prosesi istinorma bagi orang Monding atau mangkat adalah antiklimaks bagi kehidupan orang Batak. Kematian pada istinorma Batak terbagi 7, yaitu Mate Di Bortian atau mangkat waktu pada kandungan, Mate Poso-poso atau mangkat waktu masih anak-anak, & Mate Di Paralang-alangan atau mangkat waktu belum mempunyai anak.

Selanjutnya Mate Mangkar atau mangkat pada waktu masih wajib membesarkan anak, Sari Matua atau mangkat dalam waktu terdapat anak yg belum menikah & belum mempunyai cucu dan Saur Matua atau mangkat saat telah terselesaikan menjalankan kewajiban pada global pada peradatan orang Batak, yaitu menikah, membesarkan anak, menikahkan anak-anaknya sampai mempunyai cucu.

Prosesi istinorma diselenggarakan usai ibadah pada tempat tinggal sedih hingga sebelum prosesi penguburan jenazah. Seluruh prosesi istinorma diubahsuaikan menggunakan status kematian orang Batak secara istinorma, termasuk posisi tubuh jenazah & saat pemakaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *